Saturday, 21 January 2017

BAB 2 Konsep Dan Teori Timeline, Trendlines, Waterfall

BAB 2
Konsep Dan Teori Timeline, Trendlines, Waterfall

Timeline

Timeline adalah bagan yang menggambarkan bagaimana seperangkat sumber daya yang digunakan dari waktu ke waktu. Jika Anda mengelola sebuah proyek perangkat lunak dan ingin menggambarkan siapa yang melakukan apa dan kapan, atau jika Anda mengatur sebuah konferensi dan perlu menjadwalkan ruang rapat, garis waktu sering merupakan pilihan visualisasi yang wajar. Salah satu jenis populer Timeline adalah grafik Gantt atau biasa kita sebut Gantt Chart.

Gantt Chart 

Gantt Chart merupakan diagram perencanaan yang digunakan untuk penjadwalan sumber daya dan alokasi waktu (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006). Gantt Chart adalah contoh teknik non-matematis yang banyak digunakan dan sangat popular di kalangan para manajer karena sederhana dan mudah dibaca.

Gantt Chart dapat membantu penggunanya untuk memastikan bahwa (Heizer, Jay dan Render, Barry,2006) :


  • Semua kegiatan telah direncakan.
  • Urutan kinerja telah diperhitungkan.
  • Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat.
  • Keseluruhan waktu proyek telah dibuat.


Gantt chart merupakan salah satu metode dalam penjadwalan proyek. Metode ini menggunakan tampilan yang mirip seperti jadwal pada umumnya. Gantt chart adalah suatu alat yang bernilai khususnya untuk proyek-proyek dengan jumlah anggota tim yang sedikit, proyek mendekati penyelesaian dan beberapa kendala proyek. Gantt Chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada proyek serta jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan. Orang atau departemen yang ditugaskan untuk menyelesaikan tugas dalam proyek juga harus dituliskan dalam Gantt Chart.

Beberapa sebutan lain untuk Gantt Chart diantaranya adalah Milestones Chart, Project Bar Chart dan juga activity chart. Gantt Chart yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910 ini pada dasarnya adalah suatu gambaran atas perencanan, penjadwalan dan pemantauan (monitoring) kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas pada suatu proyek.

Gantt Chart merupakan salah satu alat yang sangat bermanfaat dalam merencanakan penjadwalan dan memantau kegiatan pada suatu proyek, mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dan juga status pelaksanaannya. Dalam Gantt Chart juga dapat dilihat urutan kegiatan ataupun tugas yang harus dilakukan berdasarkan prioritas waktu yang ditentukan.

Karakteristik Gantt Chart

  • Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub-sub tugas dari proyek.
  • Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semakin penting urutan antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart.
  • Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.


Keuntungan menggunakan Gantt Chart


  • Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami, balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang garis waktu.
  • Gantt Chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan network untuk penjadwalan proyek yang rumit.
  • Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
  • Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan.
  • Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan.


Kelemahan Gantt Chart


  • Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
  • Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
  • Gantt Chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart.


Cara Membuat Gantt Chart

Gantt Chart merupakan grafik yang sederhana, cara membuatnya juga cukup mudah. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat Gantt Chart serta cara penggunaannya.

1. Mengidentifikasikan Tugas

  • Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek.
  • Menentukan Milestone (bagian pekerjaan dari suatu tugas) dengan menggunakan Brainstorming ataupun Flow chart.
  • Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas.
  •  Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan dikerjakan. Seperti Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas yang baru ataupun tugas-tugas apa yang harus dilakukan secara bersamaan (Simultan).


2. Menggambarkan Sumbu Horizontal

Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan diatas atau dibawah halaman). Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa dalam harian maupun mingguan).

3. Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan

Tuliskan tugas atau bagian pekerjaan (Milestone) yang akan dikerjakan berdasarkan urutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan diagram batang (Bar Graph) untuk menunjukan rentang waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri dimana waktu tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir. Jika diperlukan presentasi kepada manajemen perusahaan, gambarkan bentuk intan (Diamond) pada tanggalnya. Gambarkan tepinya saja dan kotak tersebut jangan diisi.

4. Melakukan Pemeriksaan kembali

Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan untuk proyek tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt Chart.

Menggunakan Gantt Chart

1. Saat proyek sedang berlangsung, isikan gambar intan (Diamond) ataupun grafik batang pada Gantt Chart untuk menunjukan bahwa tugas yang bersangkutan telah diselesaikan. Jika ada tugas masih berlangsung (in progress), estimasikan kemajuan tugas yang bersangkutan dan isikan grafik batang sesuai dengan kemajuan tersebut.

2. Letakkan tanda vertical untuk menunjukan sejauh mana proyek sedang berlangsung.

Contoh dari Gantt Chart , sebagai berikut 




Contoh kasus yang menggunakan Gantt Chart :


Kolom pertama adalah stage bahwa item tertentu jatuh ke dalam ada tunda achiever panduan proyek perbaikan misal mulai out. Tugas dan target kolom terkait, dimana target adalah ukuran yang digunakan untuk menunjukkan bahwa tugas tersebut telah disampaikan. Misalnya, tugas 'Studi Kelayakan dan target terkait ', Studi kelayakan dianalisis dan ditandatangani oleh dewan eksekutif .

Kolom sumber daya, mungkin orang dan / atau keuangan yang diperlukan untuk memberikan tugas.Terhadap tugas-tugas ini direncanakan tanggal mulai dan selesai tanggal tugas diwakili oleh panah. Ini tidak menunjukkan berapa lama tugas akan mengambil tetapi hanya membantu untuk mengidentifikasi apakah pengiriman itu berada di trek. Jatuh di belakang jadwal dapat diwakili oleh panah merah tambahan. Sebuah tugas selesai lebih cepat dari jadwal dapat diwakili dengan membuat panah hijau.

Tujuan keseluruhan adalah bahwa individu dalam proyek bisa mendapatkan gambaran visual cepat bagaimana tugas utama dalam proyek maju. Grafik ini dapat digunakan sendiri untuk proyek-proyek sederhana atau untuk proyek-proyek yang lebih kompleks dapat dibantu dengan lebih proyek rinci rencana misal rencana dikembangkan di Microsoft Excel atau Microsoft Project.

Trendlines

Trendline merupakan alat yang sangat lazim digunakan dalam analisis teknikal. Bahkan perannya sangat penting, karena strategi trading yang paling baik itu adalah trading yang mengikuti tren pergerakan harga. Jika kita bisa menggambar Trendline dengan tepat, maka garis tersebut bisa sama akuratnya dengan metode trading yang lain. Maka persiapkan diri anda untuk lebih mengenali garis sederhana yang disebut Trendline ini. Sangat penting pula bagi anda untuk bisa mengidentifikasi tren itu sendiri, sebab kegagalan mengenali tren adalah awal dari kegagalan anda meraih keuntungan dalam bidang trading. Ok, sebelum melangkah lebih jauh, kita akan bahas jenis-jenis tren dulu. Pada dasarnya hanya ada tiga tren, naik (Uptrend), turun (Downtrend) dan datar (Sideways). Kita akan bahas satu per satu.

1. Tren naik (Uptrend) Sederhana saja: tren naik (Uptrend) adalah keadaan ketika harga sedang bergerak naik. Tapi tetap ada prasyarat untuk menentukan bahwa pasar berada dalam uptrend. Coba perhatikan gambar berikut.


(Uptrend)

Keterangan gambar: P = Peak, T = Trough, HP = Higher Peak, HT = Higher Trough

Prasyarat uptrend adalah adanya sederetan PEAK (puncak) yang semakin tinggi dan TROUGH (lembah) yang juga semakin tinggi. Karena ada kata “sederetan”, maka mestinya ada lebih dari satu. Artinya, minimal harus ada dua puncak DAN dua lembah yang SEMAKIN TINGGI.

2. Tren turun (Downtrend) tidak perlu rumit-rumit: tren turun (Downtrend) adalah keadaan ketika harga sedang bergerak turun. Tapi sebagaimana uptrend, ada prasyaratnya juga.



(Downtrend)

Keterangan gambar: P = Peak, T = Trough, LP = Lower Peak, LT = Lower Trough

Prasyarat downtrend adalah adanya sederetan PEAK (puncak) yang semakin lembah dan TROUGH (lembah) yang juga semakin rendah. Karena ada kata “sederetan”, maka harus ada lebih dari satu. Artinya, minimal harus ada dua puncak DAN dua lembah yang SEMAKIN RENDAH.

3. Datar (Sideways) Sideway itu artinya pergerakannya bukan uptrend dan bukan downtrend. Tetap ada naik dan turun tapi hanya terbatas di range tertentu. Dengan kata lain, harus ada pada uptrend maupun downtrend tidak bisa kita temukan.


(Sideway)

Keterangan gambar: P = Peak, T = Trough, LP = Lower Peak, HT = Higher Trough, LT = Lower Trough

Kita sudah mengetahui cara mengenali tren, sekarang barulah kita akan mencoba lebih akrab lagi dengan Trendline.

Untuk bisa menggambar Trendline dengan baik, tentu harus dikenali dulu tren-nya. Pada keadaan uptrend, gambar Trendline dengan menghubungkan minimal dua titik lembah (trough). Sedangkan pada keadaan downtrend, gambarlah Trendline dengan menghubungkan minimal dua titik puncak (peak).

(Up Trendline)

Gambar di atas merupakan sebuah up Trendline yang ditarik menghubungkan dua titik lembah. Pada saat ini, Trendline tersebut berperan sebagai support. Tembusnya Trendline tersebut merupakan sinyal awal bahwa up trend kemungkinan akan berakhir.

Gambar di bawah ini merupakan Trendline yang ditarik pada saat downtrend. Di sini Trendline berfungsi sebagai resistance. Tembusnya Trendline tersebut kemungkinan merupakan indikasi bahwa downtrend akan berakhir.


(Down Trendline)

Untuk Sideway gambarlah dua garis horizontal yang sebisa mungkin masing-masing menghubngkan minimal dua puncak / lembah.

Di bawah ini adalah contoh penggambaran Trendline:


(Trendline)

Dari contoh gambar di atas kita bisa lihat bahwa dalam pergerakan harga bisa terjadi beberapa kali perubahan tren. Perhatikan bahwa secara umum, gambar di atas memperlihatkan tren naik yang kita sebut sebagai major trend.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Ada setidaknya empat hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan Trendline ini.

1. Trendline yang valid menghubungkan paling tidak dua puncak atau lembah, namun untuk mengkonfirmasi Trendline itu sendiri kita membutuhkan titik puncak atau lembah ke-tiga.

2. Semakin miring Trendline yang kita gambar, maka tingkat kekuatannya akan semakin berkurang dan akan semakin mudah tembus.

3. Trendline akan semakin valid jika semakin banyak titik yang dihubungkan olehnya.

4. Jangan memaksa untuk menggambar Trendline yang di-“valid-valid”-kan. Kalau memang tidak mungkin bagi Anda untuk menggambar Trendline yang valid, carilah alternatif lain. Intinya: jangan dipaksakan harus menggambar Trendline, sebab yang lebih penting adalah mengidentifikasi tren itu sendiri.

“Channel” merupakan salah satu alat dalam melakukan analisis yang merupakan pengembangan dari Trendline. Cara menggambarnya juga cukup sederhana: Anda tinggal “menduplikasi” Trendline yang telah Anda buat. Langkahnya, pertama kali kita gambar terlebih dahulu Trendline sesuai dengan arah trennya.

Pada gambar di bawah ini, misalnya Anda menarik Trendline pada saat uptrend.

Lalu, tariklah garis yang sejajar dengan Trendline tersebut. Garis ke dua ini “diproyeksikan” sehingga menghubungkan titik-titik puncaknya. Sama halnya dengan Trendline, garis ini minimal harus menghubungkan dua puncak. Jadilah sebuah UP CHANNEL atau juga sering disebut sebagai ASCENDING CHANNEL.
(Bullish channel )

Sedangkan untuk menggambar sebuah DOWN CHANNEL; atau sering disebut sebagai DESCENDING CHANNEL; sama sederhananya dengan menggambar bullish channel. Pertama, gambar dulu Trendline yang menghubungkan minimal dua puncak. Lalu buat garis yang sejajar dengan Trendline tersebut menghubungkan minimal dua lembah.

Di bawah ini adalah contoh down channel.


(Bearish channel )

Meskipun sederhana, channel ini sangat berguna. Channel ini nantinya bisa kita manfaatkan untuk memperkirakan area buy atau sell. Kedua garis channel berfungsi sebagai support dan resistance. Garis yang berada di atas berfungsi sebagai resistance, sedangkan garis yang di bawah berfungsi sebagai support. Untuk lebih mudah dalam penyebutannya, kita sebut saja kedua garis tersebut sebagai garis support dan garis resistance.

Ketika harga berada di area garis support, maka Anda bisa mencoba untuk mencari konfirmasi berupa sinyal bullish untuk melakukan buy, dengan target di garis resistance. Waspadalah jika harga tembus ke bawah garis support. Jika hal itu terjadi, ada baiknya untuk mempertimbangkan untuk melepas/menutup transaksi tersebut. Tentu saja ini nanti juga harus melihat perkembangan situasi pasar. Mengenai hal ini akan kita bahas nanti, di topik yang lebih lanjut. Tetap ikuti modul edukasi ini.

Begitu pula ketika harga berada di area garis resistance. Pada saat itu Anda bisa mencoba untuk mencari konfirmasi sinyal bearish untuk melakukan sell dengan target di garis support. Tentu saja Anda harus waspada jika garis resistance tembus setelah Anda melakukan sell.

Sideways Channel

Ada kalanya harga bergerak sideways, sehingga Anda tidak bisa menggambar up channel atau down channel dengan baik. Dalam keadaan seperti ini, kita bisa menggambar channel yang mendatar. Kita sebut channel seperti ini sebagai sideways channel atau ranging channel.
(Sideways channel)

Di bawah ini adalah contoh grafik yang menyajikan ketiga jenis channel yang telah kita bahas, yaitu up channel, down channel dan sideways channel.



(Channels)

Waterfall

Waterfall Chart adalah grafik yang dapat digunakan untuk menggambarkan efek dari faktor-faktor penyebab perubahan “initial value” menjadi “end value”. Dari grafik ini bisa diketahui kontribusi masing-masing faktor sampai ke nilai akhir. Kontribusi dari faktor tersebut bisa berupa nilai negatif maupun positif. Jika faktor tersebut bernilai negatif maka akan mengurangi “initial value”, begitu juga sebaliknya. Berikut contoh Waterfall chart :


Candlestick Chart

Candlestick merupakan hasil penemuan seorang trader asal Jepang. Tujuan dari grafik ini sama seperti Bar Chart yaitu sama-sama menunjukkan informasi terkait harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan. Perbedaannya dengan Bar Chart terletak pada tampilannya. Candle chart divisualisasikan ke dalam bentuk batangan lilin agar penggunanya dapat lebih mudah membaca informasi terkait harga yang terjadi selama sesi tertentu.

Cara membaca Candlestick

Cara membaca candlestick sangatlah mudah daripada kita membaca harga melaui Bar Chart dan Line Chart. Candlestick berwarna putih adalah Candle bullish (naik), Sedangkan Candlestick berwarna hitam adalah Candle Bearish (turun).

Perhatikan bahwa pada candle itu ada yang disebut body atau badan, yaitu selisih antara harga open dan harga close, dan juga shadow (bayangan / ekor), yaitu selisih antara High / Low dan Open / Close. Panjang body dan shadow dalam analisis teknikal menggunakan Candlestick memiliki peranan yang sangat penting. Semakin panjang body dapat diartikan semakin jelas arah pasar yang terlihat melalui batang Candlestick. Semakin panjang shadow menunjukan semakin besar tekanan balik yang diberikan pasar atas trend yang tebentuk saat ini. Sebagai contoh kita lihat Candlestick yang buliish (Putih) yang semakin panjang bodinya mencerminkan bahwa tren naik sangatlah jelas terbentuk karena jarak antara open-close semakin jauh.


Dalam sebuah grafik candlestick, terkandung informasi sebagai berikut:

Open : Harga pembukaan dalam 1 batang candle tersebut

Close : Harga penutupan dalam 1 candle tersebut

High : Harga tertinggi dalam 1 candle tersebut (Upper Shadow)

Low : Harga terendah dalam 1 candle tersebut (Lower Shadow)

Keuntungan menggunakan Candlestick chart

• Candlestick chart gampang digunakan.

• Candlestick chart meiliki pola/pattern dengan nama-nama yang unik dan berbeda-beda.

• Candlestick chart sangat bagus untuk mengenali trend dari trend naik ke trend turun atau sebaliknya.

Rangkuman tentang Candlestick

• Jika harga penutupan lebih tinggi dari harga pembukaan, maka candlestick ditampilkan secara transparan/warna putih (warna candle Bullish bisa disesuaikan selera anda).

• Jika harga penutupan lebih rendah dari harga pembukaan, maka candlestick ditampilkan dengan warna hitam (warna candle Bearish bisa disesuaikan selera anda.

• Bagian yang berwarna, entah itu putih/hitam disebut sebagai body candle/ batang candle. Garis vertical yang keluar dari body candle disebut sebagai shadow (bayangan) dan menampilkan harga tertinggi dan harga terendah.

• Harga tertinggi ditandai dengan ujung atas dari shadow, dan harga terendah ditandai dengan ujung bawah dari shadow.

Chart Waterfall hampir mirip sebenarnya dengan Candlestick Chart, hanya bedanya Candlestick Chart memiliki garis vertikal pada bagian tengah bar chartnya sedangkan untuk Waterfall tidak memiliki garis garis vertikal di tengah bar chartnya melainkan seperti tersambung setiap bagiannya dan melebar.

Contohnya seperti dibawah ini.


Waterfall chart akan sangat berguna sekali ketika kita mau mempresentasikan suatu hasil misalkan laporan laba tahun Y ketika dibandingkan dengan tahun X. Dengan Waterfall chart, kita akan langsung tahu faktor apa saja yg paling dominan yg berpengaruh terhadap perubahan (movement) dr suatu angka.

Waterfall Chart biasa digunakan untuk mengetahui efek dari faktor-faktor penyebab perubahan "initial value". Dari grafik ini bisa diketahu kontribusi masing-masing faktor sampai ke nilai akhir. Kontribusi dari faktor tersebut bisa berupa nilai negatif maupun positif. Jika faktor tersebut bernilai negatif maka akan mengurangi "initial value", begitu juga sebaliknya.

Berikut ini adalah contoh penggunaan Waterfall Chart:

Diketahui Target Produksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga terdapat deviasi antara Target dengan Aktual. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan Target dengan Aktualnya diantaranya : Jumlah Alat, Availability Alat (jam ready for use dari alat), Utilisasi (jam alat tersebut digunakan), dan Produktivitas Alat.

Dari data tersebut Waterfall Chart-nya adalah sebagai berikut:


Dari target awal terdapat penambahan nilai (Gain) dari produksi dari jumlah alat sehingga nilainya menjadi naik. Nilai tersebut dikurangi dengan availability alat (Loss) karena tidak sesuai dengan target. Begitu seterusnya untuk utilisasi dan produktivitas, sehingga didapat nilai aktual.

No comments:

Post a Comment